Aman dan Lancar, Syaiful Huda Apresiasi Penyelenggaraan Mudik Lebaran
PKBNEWS - Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB), Syaiful Huda mengapresiasi penyelenggaraan mudik lebaran 1446 H yang aman dan lancar.
"Saya apresiasi setinggi-tingginya atas kerja luar biasa yang dilaksanakan oleh semua pihak dengan tugas dan perannya masing-masing. Ini capaian luar biasa, di tengah berbagai keterbatasan, mudik 2025 dapat terlaksana dengan baik," kata Syaiful Huda dalam keterangannya, Jumat, 25 April 2025.
Wakil Ketua Komisi V DPR RI itu juga menilai pemerintah perlu memprioritaskan fasilitas pemudik roda dua pada Lebaran tahun depan. Langkah ini menyusul keberhasilan pemerintah dalam mengelola arus mudik dan balik Lebaran tahun 2025.
"Ke depan kita perlu untuk memikirkan fasilitas lebih baik bagi pemudik roda dua," ujar Syaiful Huda.
Huda mengatakan secara umum pelaksanaan mudik dan balik Lebaran 2025 berjalan dengan baik. Pemerintah dinilai mampu menyiapkan strategi terkait pola perjalanan, kesiapan infrastruktur, hingga rekayasa lalu lintas secara baik. Rata-rata angka pelambatan perjalanan dapat ditekan dengan baik.
“Kami melihat jika angka keterlambatan bisa dikendalikan dengan baik sehingga masyarakat relatif tidak mengalami banyak gangguan selama arus mudik maupun balik di Lebaran tahun ini,” katanya.
Kendati demikian ada beberapa catatan, kata Huda yang bisa menjadi penyempurnaan penyelenggaraan Mudik Lebaran tahun depan. Di antaranya adanya pola keberangkatan pemudik pada tahun ini. Jika sebelumnya pemudik cenderung berangkat sebelum Idul Fitri untuk melaksanakan salat Id di kampung halaman, tahun ini banyak yang memilih mudik setelah salat Id di kota asal.
"Ada perubahan pola yang berbeda dari tahun sebelumnya. Jika dulu pemudik merasa salat Id lebih baik di kampung halaman, tahun ini tidak ada beban moral seperti itu, mereka baru mudik setelah salat Id di kota masing-masing," jelasnya.
Perubahan pola ini menyebabkan penumpukan kendaraan pada hari pertama Lebaran. Perjalanan Jakarta-Cirebon yang biasanya ditempuh dalam empat jam, memakan waktu tujuh hingga delapan jam. Ketiadaan kebijakan one way pada hari H juga memperparah kemacetan. "Saya mengalami sendiri peristiwa ini. Menurut saya, perilaku baru ini harus diantisipasi. Jika terjadi pergeseran pola pemudik, one way harus diberlakukan pada hari H jika terjadi penumpukan. Perubahan pola ini harus diantisipasi," urai Legislator asal Jabar 7 ini.